Mengaku Operasi Yustisi, Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Di Grebek
SiaranMedia - Petugas gabungan polisi, TNI dan Satpol PP
mendatangi asrama mahasiswa Papua terletak di Jalan Kalasan Nomor 10, Pacar
Keling, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/7) malam. Kedatangan petugas
gabungan ini saat mahasiswa tengah menggelar diskusi mingguan di lokasi
tersebut.
"Jumlah aparat saya rasa pada saat kejadian
terdiri dari teman-teman Satpol PP, TNI, kepolisian. Dari kepolisian ada yang
membawa laras panjang," kata pengacara publik LBH Surabaya, Mohamad Soleh,
Saat kejadian dia mengaku tengah mengisi acara
tersebut. Dia menyebut petugas yang diperkirakan berjumlah seratus orang
berusaha masuk asrama.
"Sekitar jam 7 sampai 8 malam mulai datang
aparat dari TNI, Polri, Satpol PP petugas kecamatan. Salah satu petugas
berpakaian preman," ujar dia.
Dia menghampiri salah satu petugas kecamatan dan
menanyakan tujuan mereka. Petugas tersebut mengaku tengah melakukan operasi
yustisi.
"Petugas mengakunya operasi yustisi. Saya sempat
nanya mana suratnya? kenapa bawa aparat? kenapa hanya teman-teman Papua,"
kata dia.
Namun ketika berdialog dengan petugas kecamatan itu
dia mengaku dibawa oleh seseorang diduga anggota polisi berpakaian preman.
"Ketika ngobrol saya diseret sampai kancing
juga lepas dan mau dimasukkan ke salah satu mobil aparat. Nah karena mahasiswa
teriak saya langsung dilepas," ucapnya.
Sementara itu, Camat Tambaksari Ridwan Mubarun
mengatakan, kedatangan pasukan gabungan ini tujuannya untuk operasi yustisi.
Namun ada penolakan dari mahasiswa.
"Jadi kita ketika kita mau pendataan yustisi.
Ada penolakan daroi mahasiswa. padahal yg kita datangi asrama papua. Mereka
menolak dengan alasan macam-macam. Kita sudah sampaikan bahwa ini operasi
yustisi dan ini sudah kita lakukan di mana-mana," jelasnya.
petugas mencoba melakukan negosiasi untuk
kelancaran operasi yustisi. Namun tidak membuahkan hasil.
"Kita negosiasi tetapi tetap buntu. Ya kita
terpaksa harus mundur."
Mahasiswa menginginkan agar dilakukan audiensi.
Namun petugas tetap menginginkan dilakukan pendataan.
"Mereka maunya audiensi. Kalau audiensi, kita
khawatir tidak ada titik temu. Jadi kita cooling down aja. Besok tidak ada
yustisi," ucapnya.
Komentar
Posting Komentar